Lihatlah, ketika sang “IBU” memotivasimu, hingga sampai
sekarang kamu bisa berlari kencang. Ingatlah, ketika beliau mengajarimu
berjalan, betapa sabarnya. Bayangkan, ketika beliau menyayangimu bahkan sebelum
kamu dilahirkan, bahkan ketika kamu di dalam kandungan. Dengan sabar merawatmu,
menjaga kesehatanmu, membawamu kemanapun pergi dalam pelukannya hingga Sembilan
bulan lamanya, bahkan lebih lama lagi. Kemudian, ingat siapa yang mengganti
popokmu, memandikanmu, meninabobok-kanmu, merawatmu. Ia adalah ibumu.
Beliau adalah pahlawan, berani bertaruh nyawa demi melahirkan
anaknya. Sejuta harapan ia tanamkan kepada jabang bayi. Agar kelak menjadi
seorang yang berbudi. Menjadi orang yang berakhlaq, sholeh-sholehah, ramah,
pandai, dan berbakti. Itulah harapan “IBU”.
Landasan semangatku, ketika semua orang serasa menjauh, tidak
dengan ibu. Dengan sabarnya, mengajari semangat pantang menyerah. Beliau sudah
ajarkan itu sejak kamu masih dalam kandungan. Asupan makanan terbaik yang ia
berikan, minuman penuh gizi yang beliau berikan. Bahkan beliau menahan laparnya
ketika anaknya kesakitan. Pengorbanan yang luar biasa.
Apa yang kita lakukan kepadanya, sudahkah kita balas
jasa-jasanya. Ayo kawan, kita tunjukkan, bahwa ibu tidak salah membanggakan
kita. Lakukan yang terbaik, seolah-olah “IBU” selalu mengawasi kita, jika “IBU”
kita jauh, atau mungkin sudah ke surga. Doakan beliau, agar nanti kita semua
dikumpulkan sekeluarga di surga… amiiin…. Ya Rabb,,,,
iLOVE IBU
BalasHapusSip bro... Mari beri yang terbaik untuk Ibu,...
BalasHapus