Saat itu, siang hari aku dan sepupuku pergi cari makan.
Awalnya kami berniat cari makan di ujung gang selatan dari tempat kos, niatnya
emang nyari warung yang juga jualan jus buah, kebetulan warung yang di ujung
gang selatan tutup, jadi kami langsung putar balik ke arah warung dekat masjid,
disana juga jual jus buah. Sampainya di warung, kami tidak langsung dilayani,
kebetulan ada dua pemuda yang tampaknya juga sedang menunggu sang ibu penjual
menyiapkan makanan. Lalu kami pun duduk dan tidak lama kemudian pesanan datang.
Yang jadi pelajaran banget adalah ketika sepulangnya dari warung itu, di
samping warung ada pijat tunanetra, ada empat orang keluar dari rumah dengan
tangan saling bergenggaman erat, sepertinya salah seorang tersebut bisa melihat
dengan normal dan menjadi petunjuk jalan bagi teman-temannya. Dari raut wajah
mereka tersimpan sejuta kebahagiaan, aku heran mereka dengan keadaan seperti
itupun mampu bersyukur dengan tidak menampakkan wajah sedih.
Satu pelajaran lagi kudapatkan dari orang-orang yang dikasihi
Tuhan. Pelajaran yang amat berharga bagi kita semua yang diberi indera sempurna
oleh Tuhan. Lalu, apakah kita sudah bersyukur dengan keadaan kita ini? Mungkin
masih banyak yang belum bersyukur, akupun sering lalai. Bersyukur adalah spirit
yang luar biasa yang bisa membawa kita pada kesuksesan. Ini perlu dibuktikan,
logikaku jika kita belum mampu mensyukuri apa yang kita punya sekarang, sama
halnya kita belum siap menerima apa-apa yang belum kita punya, seperti orang
sekolah, kalau belum lulus ujian kelas satu, maka tidak mungkin seorang
tersebut naik ke kelas dua.
Aku mendapat banyak inspirasi dari orang-orang kecil dengan
jiwa-jiwa besar. Karean mereka dengan segala kekurangan mampu menunjukkan pada
dunia bahwa tidak ada yang tidak mungkin bagi siapa yang memiliki keinginan
kuat dan semangat yang gigih. Di Malang tidak sulit menemukan kaum orang berada
dan kaum orang yang kurang mampu, lengkap dengan segala kisah hidup
masing-masing yang sepertinya akan kuceritakan sedikit saja.
Ingin menemui orang-orang berada, berilmu, berprestasi,
datang saja ke kampus, mana saja, di sana paling tidak kita menjumpai
orang-orang yang berpendidikan, lalu jika ingin bertemu dengan orang-orang yang
kurang mampu tinggal ke luar kampus, dijamin banyak banget pengemis, pengamen,
dan para kaum peminta berjejer rapi di tepi jalan mengharap belas kasih orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar