Aku

Aku

Jumat, 18 November 2011

Hidup penuh dengan pilihan


Hidup penuh dengan pilihan, dan siDia telah memilih untuk bersamanya, ya sudahlah. Namun tetap, aku tidak menyerah, aku akan selalu berusaha tegar. Bagi Dia, Doinya sekarang mungkin lebih baik, tapi bagiku enggak. Karena aku kenal sama Doinya. Sekali lagi ya sudahlah, karena cinta tidak boleh dipaksakan, kalau memaksa untuk dipaksakan jadinya amburadul atau kacau. Sudah cukup aku mengaguminya, ternyata batasannya ya disini ini, siDia tidak memilihku. Tapi salut buat Doinya, bisa ngedapetin hatimu. Aku Cuma sebatas mengagumimu saja, selebihnya urusan Tuhan, jika kita jodoh, maka kamu adalah tulang rusukku.
            Lagi galau nih, jadi pengennya nulis yang mellow-mellow, lha tapi, kalo nulis kayak gini berarti sama aja aku berusaha mengingatnya, ah gak lucu, ini benar-benar gak lucu. Aku cemburu, padahal semangatmu kemarin membuatku seperti mendapat nafas kedua, eh ternyata Cuma sebatas semangat gitu aja. Perhatianmu juga demikian, eh ternyata sebatas itu. Aku gak paham apa maksudmu.
            Eh, ya bahas kayak gini gak ada habisnya, hari ini aku cukup dapat banyak inspirasi, dari kelas waktu kuliah, dari kontrakan, dari pinggir jalan, yang lagi anget-angetnya, dari warung. Ternyata ocehan bapak tua itu semakin hari semakin mendalam, mungkin juga beliau merasa nyaman ngobrol denganku, sehingga menceritakan kisah hidupnya, yang bagiku sebuah pelajaran yang sangat berharga sekali. Berhaga dalam artian, makna yang berusaha diunggah oleh bapak tua sangat mendalam, mengajarkanku akan kehidupan, mulai dari menghormati orang tua, menghargai hidup kita sampai menghargai hal-hal sepele, atau sampah. Sungguh dahsyat bapak tua itu, intinya kita janganlah meremehkan seseorang, meskipun tampak luarnya orang itu seperti seorang pengamen, eits, apa salahnya pengamen? Satu bisa jadi tampak luarnya seperti seorang tukang becak? ,,,,,apa salahnya tukang becak?
            zzZZZzzz… tersadar, bahwa hidup ini butuh bantuan orang lain, apa bisa kita sejak dilahirkan mandiri? Pastinya butuh bantuan orang lain kan? Yang paling utama adalah orang tua, khususnya ibu. Menghormati ibu sungguh sangat diwajibkan. Karena pengorbanan seorang ibu sungguh luar biasa. Bagiku ibuku adalah orang yang paling banyak menyumbangkan ide, mensupportku, menjadikan aku orang yang baik, dan menjadikanku menghargai orang lain. Harus dilatih dan dilatih agar menjadi suatu kebiasaan. Huaammmmp ngantuk….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar