Berawal dari cerita orang-orang yang merindukan surga.
Berdialog dengan Tuhan setiap malam dan beribadah pada-Nya sepanjang siang.
Mereka mengetahui bahwa hidupnnya untuk-Nya, mereka mengerti bahwa hari-hari
akan terlewati, karena waktu takkan pernah terhenti. Sekejap saja, dunia
berubah, ketika mata belum sempat menoleh ke belakang, hadangan di depan selalu
memberatkan mata untuk menoleh ke belakang. Mereka sadar, inilah cobaan. Itu
tandanya Tuhan masih sayang, bisa jadi ibadah kita kurang, atau iman kita sedang
goyang. “Maafkan aku Tuhan, aku bukanlah
makhluk sempurna, tanpa mengurangi syukurku pada-Mu, aku bukanlah orang yang
selalu mendamaikan orang lain, namun hati ini selalu bersedih ketika melihat
saudaraku menangis, menderita, terluka.” …
Mereka inginkan kedamaian, merindukan kemenangan, menantikan
kebenaran. “Tuhan, kami tidak sanggup
lagi menahan ujian-Mu, berilah hamba kekuatan, jalan, dan jawaban atas ini,
sesungguhnya Engkau telah merencanakan kebaikan setelah keburukan, Engkau
berikan siang-Mu yang terang setelah malam-Mu yang tanpa bintang. Engkau Maha
Pemilik hati, berilah kami kunci, agar pintu kebohongan ini segera terbuka.”
Doa mereka….
Jangan ragu teman, kita tidaklah salah,,, kita sedang diberi
cobaan oleh Tuhan. Ayo kita kembali meminta pertolongan Tuhan, agar kita tidak
dibelenggu syetan, agar kita tidak dikuasai amarah kesesatan, agar kita
diselamatkan dari cobaan. Jangan pernah menyerah teman, Tuhan melihat kita,
Tuhan mengetahui apa yang kita lakukan. Sepandai-pandainya tupai melompat,
pasti akan jatuh juga, dan jatuh yang tidak disengaja itu rasanya sakit.
Teman, ayo rapatkan barisan, agar kita sekuat sapu lidi, agar
kita sehebat pasukan FBI. Tidak ada yang mampu runtuhkan tembok kita, jika kita
bersama-sama…